BAB I
PENDAHULUAN
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dari keterangan diatas, dapat
dianalisis bahwa saling menasehati satu sama lain dengan cara yang baik adalah
anjuran atau perintah langsung dari Allah. Sementra penulis sendiri setelah
melihat beberapa definisi mengenai Bimbingan dan konselin, berpendapat bahwa
saling menasehati dan menunjukan kebaikan adalah sebagian dari proses Bimbingan
yang mengharap clien atau sesama tamanya menjadi lebih baik.
Kaitanya dengan proses pembelajarn
tentu saja proses bimbingan ini sangat dibutuhkan, karena kehadiranya
dimaksudkan membantu siswa secara mandiri dalam menyelesaikan
masalah-masalahnya, untuk itu selain gambaran mengenai Bimbingan dan Konseling
secara umum, penulis lebih menekankan kepada proses Bimbingan dan konseling
Islam kaitanya dengan pendidikan sekolah.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Bimbingan menurut Islam?
2.
Bagaimana Proses Bimbingan dan
Konseling Islam di sekolah?
3.
Pendekatan dan Metode apa saja yang
bisa digunakan dlam menyelesaikan permasalah siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemah dari bahasa
Inggris “guidance”, Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk masdar
(kata benda) yang berasal dari kata kerja “ to guide” artinya menunjukan
kata, membimbing, atau menuntun orang
lain ke jalan yang benar.[1]
Jadi, kata “guidance” berarti pemberian petunjuk; pemberian bimbingan
atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of
Education 1955, yang menyatakan: bimbingan adalah suatu proses membantu
individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan
kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.[2]
B.
Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah,
kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan
potensi atau pitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadits
Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Apabila internalisasi nilai-nilai dalam
Al-Qur’an dan Hadits telah tercapai, dan fitrah agama ite telah berkembang secara
optimal, maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan
Allah, dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari perananya
sebagai Khalifah di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi
kepada Allah.[3]
Dengan demikian bimbingan di bidang Agama Islam merupakan kegiatan
dari dakwah islam. Karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada
umat islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup fid
dunya wal akhirah.[4]
Jadi Karakteristik manusia yang menjadi tujuan bimbingan Islam
adalah manusia yang mempunyai hubungan baik dengan Allah sebagai hubungan
Vertika;, dan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan sebagai
hubungan horizontal,
C.
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Islam
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling islam, prinsip-prinsip
yang digunakan bersumber dari ajaran utama Islam, yakni Al-Qur’an dan hadits
yang kemudian dilengkapi dengan hasil penelitian dan pengalaman praktis
berkaitan dengan hakikat manusia, perkembangan serta kehidupan manusia dalam
konteks sosial budaya.
1.
Pelaksanaan Bimbingan Islam Di Sekolah
Di sekolah
pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam dilaksanakan dengan prinsip bahwa
klien atau siswa adalah manusia yang menjadi Khalifah dan sekaligus hamba
Allah. Kedudukan sebagai khalifah mengandaikan adanya tanggung jawab atas diri
sendiri, orang lain dan lingkungan disekitarnya. Sementara kedudukan manusia
sebagai Hamba Allah memberi tanggungjawab kepada manusia untuk selalu
mendekatkan diri kepada Allah dengan mengikuti ajaran-ajaran Islam yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Dengan prinsip ini, diharapkan pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Islam dapat berkembang dengan baik mengingat sekolah
merupakan lahan yang potensial bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam.
Sekolah
memiliki kondisi dasar yang menuntut pelaksanaan bimbingan dan Konseling Islam
dengan intensitas yang tinggi. Para siswa yang sedang dalam tahap perkembangan
memerlukan berbagai jenis bimbingan dan konseling dengan segala fungsinya.[5]
2.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Di Sekolah[6]
a.
Bimbingan
dan Konseling Islam perlu memperhatikan sikap dan tingkah laku individu dengan
segala perbedaan dan kebutuhan yang menjadi sasaran kegiatan pelayanan.
b.
Program
Bimbingan dan Konseling Islam harus disusun sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan program pendidikan sekolah, fleksibel serta dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat memecahkan masalah yang duhadapi.
c.
Semua
individu berhak mendapatkan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam, dan
segala keputusan yang diambil berpusat kepada keputusan siswa.
d.
Petugas
bimbingan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman yang memadai
tentang berbagai metode bimbingan serta menggunakannya secara tepat.
D.
Perbedaan Bimbingan Islam dengan Bimbingan Konvensional
Berdasarkan uraian diatas, maka prinsip-prinsip Bimbingan dan
Konseling Islam memiliki Perbedaan dengan Bimbingan dan Konseling Konvensional.
Bimbingan dan Konseling Islam berperinsip pada pembentukan dan peningkatan Iman
dan takwa kepada Allah (dimensi spiritual), sementara Bimbingan dan Konseling
Konvensional hanya membicarakan masalah-masalah material, seperti penanaman
nilai sosial, pembentukan moralitas dan lain sebagainya, yang pada dasarnya
lebih kepada aspek keduniawian.
E.
Pendekatan Bimbingan Konseling Islam di Sekolah
1.
Pendekatan
Psikologis
Tentang teori mekanisme keseimbangan antara berbagai unsur potensi
yang dimiliki manusia meyebutkan bahwa manusia harus tumbuh dan berkembang
dalam keseimbangan antara fisik dan mental, lahir dan batin. Konflik batin
sering kali muncul disebabkan oleh:
a.
Perkembangan
pikiran manusia
b.
Pengalaman
yang mengecewakan dalam hidup
c.
Pertentanga
nilai-nilai
2.
Pendekatan
sosiologis
Dari pendekatan ini, bimbingan bertujuan merealisasikan dan
mengaktualisasikan kemampuan dan bakat siswa sebagai makhluk sosial menjadi
kekuatan yang mendorong terwujudnya hubungan yang baik antara pribadi dengan
masyarakat.
3.
Pendekatan
Budaya
Berdasarkan pendekatan ini Bimbingan dan Konseling Islam berusaha
memperhatikan dan menyadari keragaman watak dan kepribadian siswa yang masih
mungkin bisa dirubah dan diperbaiki melalui bimbingan dan konseling Islam.[7]
F.
Metode Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah
Untuk mengetahui dan menjelaskan pelbagai persoalan yang menjadi
sebab kemunduran disiplin dan prestasi belajar siswa, diperlukan pendekatan
melalui metode sebagai berikut:
1.
Wawancara
untuk memperoleh data dan fakta kejiwaan yang dapat dijadikan sebagai perameter
untuk memberikan bimbingan dan konseling yang tepat sesuai kondisi kejiwaan
siswa pada saat memerlukan bantuan. Wawanncara dapat berjalan dengan baik
dengan syarat-syarat sebagai berikut:[8]
a.
Pembimbing
harus komunikatif dan terbuka kepada siswa.
b.
Pembimbing
harus dapat dipercayai oleh siswa.
c.
Pembimbing
harus berusaha menciptakan situasi dan kondisi yang damai dan aman.
d.
Pembimbing
harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyinggung perasaan siswa.
e.
Pmbimbing
harus menunjukan itikad baiknya pada siswa.
f.
Masalah
yang ditanyai oleh pembimbing harus benar-benar mengenai sasaran dan relevan
dengan masalah yang dihadapi siswa.
g.
Pembimbing
harus dapat menyimpan rahasia pribadi siswa.
2.
Metode
Group Guidance (bimbingan secara berkelompok)
Metode ini baru daoat berjalan dengan baik bila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:[9]
a.
Usahakan
agar bimbingan kelompok dilaksanakan dan diisi dengan ceramah tentang masalah
yang berkaitan dengan karir dan pekerjaan termasuk sekolah dan pelajaran.
b.
Usahakan
agar kelompok dapat berlangsung di tempat yang tenang, terang dan nyaman.
c.
Program
bimbingan kelompok sebaiklnya mengikutsertakan staf administrasi, guru, wali
kelas dan sebagainya.
d.
Waktu
yang disediakan harus disesuaikan dengan kebutuhan akan pelayanan bimbingan
kelompok.
BAB II
KESIMPULAN
Islam memandang bahwa bimbingan merupakan proses internalisasi
nilai-nilai dan esensi Al-Qur’an dan Haditas kepada seseorang. Apabila
internalisasi nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Hadits telah tercapai, dan fitrah
agama ite telah berkembang secara optimal, maka individu tersebut dapat
menciptakan hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta
sebagai manifestasi dari perananya sebagai Khalifah di muka bumi yang sekaligus
juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah.
Di sekolah pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam dilaksanakan
dengan prinsip bahwa klien atau siswa adalah manusia yang menjadi Khalifah
dan sekaligus hamba Allah. Kedudukan sebagai khalifah mengandaikan adanya
tanggung jawab atas diri sendiri, orang lain dan lingkungan disekitarnya.
Sementara kedudukan manusia sebagai Hamba Allah memberi tanggungjawab kepada
manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengikuti
ajaran-ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Dengan prinsip
ini, diharapkan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dapat berkembang
dengan baik mengingat sekolah merupakan lahan yang potensial bagi pelaksanaan
bimbingan dan konseling Islam
Untuk melakukan menyelesaikan permasalahan-permasalah siswa dengan
baik dibutuhakan pendekatan dan metode dan penggunaannya yang tepat, berikut
beberapa pendekatan dan metode yang bisa dilakukan dalam bimbingan dan
konseling islam di sekolah:
A. Pendekatan
|
B. Metode
|
1.
Pendekatan Psikologis
|
1. Wawancara
|
2.
Pendekatan sosiologis
|
2. Metode Group Guidance (bimbingan secara berkelompok)
|
3.
Pendekatan Budaya
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Choliq Dahlan, 2009, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam; Sejarah, Konsep
dan Pendekatannya Yogyakarta: Pura Pustaka
Arifin,
1979, Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta:
Bulan Bintang
Bimo
Walgito 2003, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,Yogyakarta: Andi Ofset
Samsul
Munir Amin,2010, Bimbingan dan Konseling Islam,Jakarta: Amzah
[1] Arifin, 1979, Pokok
Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang),
hlm. 18
[2] Samsul Munir
Amin,2010, Bimbingan dan Konseling Islam,(Jakarta: Amzah), hlm.4
[3] Hallen, 2005, Bimbingan
Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching), hlm. 16-17
[4] Masdar Helmy,
1973, Dakwah Dalam Alam Pembangunan,(Semarang: Toha Putra), hlm. 18
[5] Bimo Walgito 2003,
Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Yogyakarta: Andi Ofset), hlm. 18
[6] Abdul Choliq
Dahlan, 2009, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam; Sejarah, Konsep dan
Pendekatannya (Yogyakarta: Pura Pustaka), hlm.50
[7] Ibid.hlm.
132
[8] Ibid,.hlm.
133-134
[9] Ibid,.hlm.
134
Tidak ada komentar:
Posting Komentar