Senin, 30 April 2012

Karya Tulis Ilmiah


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan aktifitas merenungkan gagasan yang diwujudkan dengan lambang-lambang fonem. Menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan tidak semudah dalam bentuk lisan. Terkadang, ketika gagasan telah terhimpun dikepala, kemudian hendak dituangkan dalam bentuk tulisan banyak sekali hambatan yang muncul, misalnya tidak dapat mengembangkan gagasan dan sebagainya.
Maka menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin banyak ditekuni. Saat ini kumpulan karya tulis dapat dinikmati dengan mudah, mulai dari koran, majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga internet yang secara cuma-cuma menyajikan informasi dan ilmu. Perkembangan dunia tulis menulis semakin pesat, yang diindikasikan dengan maraknya karya tulis yang semakin beragam. Secara garis besar pada hakikatnya karya tulis terbagi menjadi dua jenis, yaitu fiksi dan non-fiksi. Fiksi adalah karya tulis berupa cerita rekaan, tidak berdasarkan kenyataan (khayalan), contohnya novel. Sedangkan non fiksi adalah karya tulis yang berdasarkan fakta dan kenyataan. Satu di antara jenis tulisan non-fiksi yang banyak ditemukan adalah karya tulis ilmiah populer
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana suatu tulisan bisa disebut karya tulis ilmiah?
2.      Bagaimana teknik penulisan karya tulis ilmiah/



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH
Menurut Dwiloka (2005: 2) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain sebelumnya.[1]
Senada dengan Dwiloka, Pateda (dalam Nasucha, dkk. 2009: 53) memahami karya ilmiah sebagai hasil karya pemikiran pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggungjawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jadi karya tulis ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertanggungjawabkan penggunaan seumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena hasil dari suatu karya ilmiah akan dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.[2]
B.     Karaktristik Karya Tulis Ilmiah
Berdasarkan kejian terhadap cara penyajian karya tulis ilmiah dapat diungkapkan beberapa karakteristik karya ilmiah sebagaimana dinyatakan oleh Weisman (1961: 22-61), Brotowidjojo (1993: 58-63) adalah:[3]
1.      Karangan ilmiah menyajikan fakta, yaitu berupa fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dengan mengikuti metodologi panulisan yang benar.
2.       Didalam karangan ilmiah disajikan definisi. Metode penyajian definisi sebagai karakteristik karangan ilmiah meliputi metode analisis, deskripsi, ilustrasi, perbandingan, analogi dan lain-lain.
3.      Karangan imiah mengutarakan permasalahan dengan cara abstrak, jelas, lengkap, objektif, bernalar, dan konseptual.
4.      Karangan ilmiah menerapkan teori-teori yang dapat dilakukan secara logis, soesifik dan faktual.
5.      Dalam karangan ilmiah disajikan penyelesaian masalah yang dilakukan dengan cara deduksi, induksi atau berproses.
Kelima karakteristik karya tulis ilmiah dapat dijadikan rujukan bagi para penulis dalam mengungkapkan argumen melalui suatu karya tulis ilmiah., sehingga karyanya bisa difahami dan bermakna ketika dibaca.
C.    KOMPONEN-KOMPONEN PENULISAN KARYA ILMIAH
Sebagai karya yang mempunyai kekhasan sifat ilmiah, penulisan karya ilniah harus memperhatikan beberapa komponen dalam penyajiannya. Menurut Mujianto (2005: 2) komponen penulisan karya ilmiah meliputi:
1.      PENEMUAN MASALAH
Merupakan langkah awal merealisasikan gagasan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi secara tepat dam akurat ide yang menjadi prioritas dalam penulisan. Permasalah yang perlu diajukan dalam identifikasi masalah meliputi:
a.       Apa yang diketahui tantang sesuatu?
b.      Keunikan apa yang menarik untuk diteliti?
Pertanyaan diatas akan memandu kita kepada substansi permasalahan, bukan sekedar pada kumpulan gagasan atau ide tetapi pada konsep nyata. Dan perlu diperhatiikan bahwa permasalahan muncul karena terdapat kesenjangan antara sesuatu yang seharusnya ada (idealitas) dengan sesuatu yang terjadi dalam realitas (das sein dan das sollen).
2.      STUDI PUSTAKA
Setelah permasalahan dengan segala kriterianya selesai dibahas, langkah selanjutnya adalah studi pustaka. Menurut Mujianto (2005: 3) studi pustaka bertumpu pada:
a.      Acuan Paradigma
Informasi yang disusun berdasarkan berbagai proposisi teoritik dan uraian konseptual. Acuan paradigma ini secara implementatif disusun menjadi acuan teori yang memberikan dukungan terhadap topik yang diangkat dalam penulisan.acuan ini bersifat teoritis dan menjadi filosofis dalam penulisan.
b.      Acuan Informasi
Merupakan informasi yang diutamakan terhadap berbagai hasil penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya. Informasi ini bertujuan untuk menghindari duplikasi dan replikasi, sehingga penulisan memiliki nilai tambah terhadap nilai keilmuan yang ada.
c.       Acuan Metodologi
Berfungsi untuk menentukan metode yang tepat untuk mengungkapkan sebuah topik
3.      Metodologi
Metodologi penulisan pada karya ilmiah ditelaah pada:
a.      Pendekatan
Merupakan pendekatan pemahaman terhadap gejala melalui metodologi ilmiah yang menggunakan proses logika. Seperti deduktif dan induktif.


b.      Metode
Penggunaan metode dalam metodologi penulisan tergantung pada jenis karya ilmiah yang akan ditulis. Misalnya, jika mengangkat penomena sastra, maka dapat menggunakan metode geografis, dan dialetik. Jika mengankat penomena pengajaran, maka dapat menggunakan metode deskriptif, eksperimen pengembangan, dan lain-lain
c.       Data
Merupakan substansi pariabel yang berhasil diperoleh dalam suatu proses penulisan melalui teknik pengumpulan tertentu. Berdasarkan sifatnya, data berupa data lunak dan data keras, data bisa berupa angka-angka, data variabel, dan data non verbal.
4.      Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa dalam penulisan karya ilmiah dapat diperhatikan atas dasar:
a.      Ragam
Ragam bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri lugas, jelas, formal, objektif, konsisten, dan berangkat dari gagasan. Dalam kaitanya bahasa juga perlu memperhatikan diksi, penyusunan kalimat efektif, dan paragraf yang kohesif dan koheren.
b.      Retorika
Adalah penggunaan kata-kata yang netral, lugas, tidak emosional, dan objektif
c.       Fungsi
Bahasa ditinjau dari kajian memiliki fungsi:
1)      Identitas merupakan pengungkap makna
2)      Interpersonal adalah pembentuk hubungan sosial
3)      Tekstual berperan membentuk teks.[4]

D.    TEKNIK/ SISTEMATIKA PENULISAN
Penggunaan bahasa tertata menjadi karya berdasarkan teknik penulisan. Hal yang dikaji dalam teknik penulisan karya tulis ilmiah meliputi:
1.      Sistematika
Sistematika penulisan merupakan upaya pengorganisasian materi tulisan yang dimaksudkan untuk memaparkan gagasan secara komprehensif dan sistematis. Pengorganisasian materi itu juga didukung oleh format penulisan
2.      Format
Format penulisan merupakan upaya penampilan tek agar memenuhi standar genre yang dikehendaki. Format memberikan kesan penampilan yang sugestif dan meminimalkan beban kognitif tetapi tetap memenuhi kesan visual yang artistik.

3.      Ejaan
Merupakan tata cara penulisan yang mengimplementasikan sistem pengelolaan bahasa untuk menjadi bahasa yang baku.
E.     TEKNIK-TEKNIK DALAM PENULISAN
1.      TEKNIK PENGUTIPAN
Karya ilmiah wajib menggunakan catatan kaki yang diambil dari kutipan. Artinya, penulisan karya ilmiah harus mengutip teori yang telah ada sebagai pisau analisis untuk membentu menyelesaikan masalah. Secara umum, terdapat dua macam kutipan, yakni kutipan langsung dan tidak langsung.
a.       Kutipan Tidak Langsung
Adalah kutipan dengan mengambil pendapat/ urain dari buku atau sumber lain yang penyaiannya dengan bahasa sendiri.
b.      Kutipan Langsung
Yaitu kutipan dari buku atau kutipan yang harus sama dengan aslinya, baik dari susunan kata-katanya maupun tanda bacanya.

Dari segi cara pencantuman sumber atau kutipan, terdapat tiga jenis teknik penulisan kutipan yaitu, footnote, in note, dan end note. Footnote adalah catatan kaki. Model pengutipan ini paling lengkap dibandingkan dengan model pengutipan lain, karena mencakup semuan unsur sumber yang dikutip.
Penggunaan catatan kaki ini menyesuaikan gaya selingkungan masing-masing institusi. Seperti contoh, di UIN tradisi penulisan karya ilmiah menggunakan gaya selingkungan catatan kaki dengan footnote. Akan tetapi, diperguruan tinggi lain banyak menggunakan in note atau end note. Dengan demikian, antara footnote, in note dan end note hanya sebatas gaya selingkungan masing-masing institusi.[5]
a.      Footnote
Secara harfiah, footnote berarti catatan kaki. Model pengutipan ini paling lengkap dan paling rigid dibandingkan dengan model pengutipan yang lain. Karena mencakup semua unsur sumber yang dikutip. Lihat contoh berikut ini.






 





b.      In Note
Sebuah tulisan dikategorikan sebagai karya ilmiah apabila tulisan itu memenuhi persyaratan sebgai tulisan ilniah. Menurut Johanes dan Moelino (dalam Suparno, 2004: 40) mengemukakan ciri-ciri ragam basaha ilmiah adalah........
 
In Note secara harfiah berarti catatan perut. Artinya pengutipan dilakukan ditengah-tengah (perut) peryataan, pendapat atau data yang dikutip. Karena ditangah, isi kutipanpun tidak sedetail footnote sebagaimana disebutka diatas, tetapi cukup mencantumkan nama, tahun dan halaman. Lihat contoh berikut ini.


c.       End Note

End Note secara harfiah berarti catatan akhir. Disebut catatan akhir karena pengutipan diletakan pada bagian akhir setiap bab. Poin-poin kutipan sama persis seperti dalam footnote, hanya saja, letaknya di akhir setiap bab.[6]
2.      TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Semua bentuk karya ilmiah wajib mencantumkan daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah, harus menggunakan aturan baku. Hingga saat ini terdapat dua aturan penulisan daftar pustaka, yakni MLA (Modern Leanguage Association) dan APA (American Psycological Association). Secara esensial keduanya tidak terdapat perbedaan yang krusial, kecuali pada cara penulisan saja. Di Indonesia, aturan penulisan daftar pustaka yang lazim digunakan adalah sistem APA. Berikut contoh penulisan daftar pistaka dengan sistem APA.


DAFTAR PUSTAKA
Haruni, 2008, Konsep Edutaiment dalam Pendidikan Islam, Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Halijaga.
Siti Murtinengsih, 2004, Pendidiikan Alat Perlawanan: teori Pendidikan Radikal Paulo Freire, Yogyakarta: Resist Book
Suyadi, 2009, Permainan Edukatif yang Mencerdaskan, Yogyakatya: Power Book, Ihdina
 







F.     Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
Jenis-jenis karya tulis ilmiah yang paling banyak dikenal adalah:
1.      Artikel (Ilmiah Populer)
2.      Makalah (Keretas Tugan dan Kajian)
3.      Laporan Penelitian dan Buku.
Laporan ini terdiri atas:
a.       Laporan penelitian, baik penelitian lapangan maupun kajian pustka
b.      Laporan kajian buku atau bagian buku
c.       Laporan penyelesaian studi yang terdiri atas makalah, skripsi, tesis, dan sidertasi








BAB III
KESIMPULAN
                    Suatu tulisan dikatakan sebagai karya tulis ilmiah jika memenuhi karakteristik:
1.    Karangan ilmiah menyajikan fakta, yaitu berupa fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dengan mengikuti metodologi panulisan yang benar.
2.     Didalam karangan ilmiah disajikan definisi. Metode penyajian definisi sebagai karakteristik karangan ilmiah meliputi metode analisis, deskripsi, ilustrasi, perbandingan, analogi dan lain-lain.
3.    Karangan imiah mengutarakan permasalahan dengan cara abstrak, jelas, lengkap, objektif, bernalar, dan konseptual.
4.    Karangan ilmiah menerapkan teori-teori yang dapat dilakukan secara logis, soesifik dan faktual.
5.    Dalam karangan ilmiah disajikan penyelesaian masalah yang dilakukan dengan cara deduksi, induksi atau berproses.
Penggunaan bahasa tertata menjadi karya berdasarkan teknik penulisan. Hal yang dikaji dalam teknik penulisan karya tulis ilmiah meliputi:
1.      Sistematika
Sistematika penulisan merupakan upaya pengorganisasian materi tulisan yang dimaksudkan untuk memaparkan gagasan secara komprehensif dan sistematis. Pengorganisasian materi itu juga didukung oleh format penulisan
2.      Format
Format penulisan merupakan upaya penampilan tek agar memenuhi standar genre yang dikehendaki. Format memberikan kesan penampilan yang sugestif dan meminimalkan beban kognitif tetapi tetap memenuhi kesan visual yang artistik.

3.      Ejaan
Merupakan tata cara penulisan yang mengimplementasikan sistem pengelolaan bahasa untuk menjadi bahasa yang baku.






















DAFTAR PUSTAKA
Kusmana Suherli, 2010, Merancang Karya Tulis Ilmiah,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya)
Srinugraheni Aninditya dan Suyadi, 2011, Mahir Menulis Karya Ilmiah Bahasa Indonesia, (Jogjakarta: Metamorposa Press)



[1]Anindiya Srinugraheni dan Suyadi, 2011, Mahir Menulis Karya Ilmiah Bahasa Indonesia,(Jogjakarta: Metemorfosa Press), hlm.62
[2] Ibid, hlm.62-63
[3] Suherli Kusmana, 2010, Merancang Karya Tulis Ilmiah,(bandung: Rosda Karya), hlm.19-20
[4] Anindiya Srinugraheni dan Suyadi, 2011, Mahir Menulis Karya Ilmiah Bahasa Indonesia...hlm.64-66
[5] Ibid..hlm.69
[6] Ibid, hlm.70-71

1 komentar: