Pendukung utama bagi tercapainya sarana pembangunan manusia
Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu, dan pendidikan yang
bermutu dalam penyelenggaraanya tidak cukup hanya dilakukan melalui
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi saja, akan tetapi harus didukung
oleh peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan
serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam
memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Peserta didik adalah remaja yang memiliki karakteristik, kebutuhan,
dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya, dan tak jarang dalam
proses pencapaian dan pencarian jati dirinya tersebut sering mengalami
kesulitan dan permasalah baik yang di akbiatkan oleh faktor luar (eksternal)
maupun dari dalam diri sendiri (Internal). Masalah-masalah yang dihadapi oleh
siswa sangat beragam seperti:
1.
Masalah
dalam kelas saat dalam pelajaran tertentu
2.
Masalah
dalam keluarga
3.
Masalah
dengan sesama teman
4.
Trauma
akan suatu kejadian
5.
Dan
lain-lain
Masalah diatas hanya sebagian kecil dari berbagai masalah yang umumnya
sering di alami oleh sebagian besar peserta didik, sehingga secara tidak
langsung akan mempengaruhi kualitas konsentrasi dan hasil belajar siswa. Dari dasar itulah amat teramat penting tentang
adanya peran konselor dalam suatu lembaga termasuk juga lembaga sekolah. Tugas
seorang konselor adalah, mengarahkan clien yang bermasalah untuk dapat menyelesaikan
masalahnya secara mandiri sehingga siswa didik untuk lebih tangguh dan tidak
sepenuhnya bergantung pada orang lain (parasit).
Seorang konselor harus memahami berbagai aspek dalam usaha
mengarahkan penyelesaian masalah siswa, seperti aspek sosial, psikologis dan
latar belakan siswa dalam keluarga. Termasuk juga didalamnya di butuhkan
berbagai strategi untuk memudahkan penelesaian masalahnya. Penulis dalam resume
ini hanya akan fokus terhadap strategi-strategi dalam ilmu bimbingan dan
konseling.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan konselor dalam bisa
digunakan dalam usaha membantu penyelesaian permasalah siswa, diantaranya
adalah:
A.
Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus
secara pribadi dalam wawancara antara konselor dan seorang konseli (Siswa).
Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tak dapat ia pecahkan sendiri,
kemudian ia meminta bantuan konselor untuk membantu menyelesaikan masalahnya.
Dalam strategi ini diusahakan agar hubungan konseli dan konselor terjalin
secara dinamis dan khusus. Dalam hubungan ini, konselor dapat menerima konseli
secara pribadi dan tidak memberikan suatu penilaian apapun, sehingga konseli
merasakan adanya orang lain yang dapat mengerti permasalahnaya.
Secara umum proses konseling individual terbagi atas tiga tahapan
yaitu:
1.
Tahap Awal Konseling
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu dengan konselor,
Cavanagh (1982) menyebut tahap awal ini dengan istilah Introduction, inivation
and environmental support. Adapun yang dilakukan oleh konselor dalam
tahapan awal ini adalah:
a.
Membangun
hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah.
b.
Memperjelas
dan mengidentifikasi Masalah
c.
Membuat
Penjajakn Alternatif Bantuan untuk Mengatasi Masalah
d.
Menegosiasikan
Kontrak
2.
Tahap Pertengahan
Berdasarkan masalah klien yang telah diketahui pada tahap awal,
kegiatan selanjutnya memfokuskan pada:
a.
Penjelajahan
masalah yang dialami klien; dan
b.
Bantuan
apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang di jelajahi
tentang masalah klien.
Hal diatas akan membantu klien memperoleh pemahaman baru,
alternatif baru yang mungkin berbeda dengan yang sebelumnya. Pemahaman ini akan
membantu dalam membuat keputusan dan tindakan apa yang akan digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut. Adapun tujuan pada tahapan ini adalah:
a.
Menjelajahi
dan mengeksflorasi masalah serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam
mengatasi masalah tersebut.
b.
Menjaga
agar konseling selalu terpelihara.
c.
Proses
konseling agar sesuai dengan kontrak
3.
Tahap Akhir Konseling
Cavanagh (1982) menyebut tahap ini dengan istilah termenination.
Pada tahapan ini, konseling ditandai oleh beberapa hal berikut:
a.
Menurunya
kecemasan klien
b.
Adanya
perubahan prilaku kearah yang lebih positif, sehat dan dinamik.
c.
Adanya
tujuan hidup yang jelas dimasa yang akan datang dengan program yang jelas pula.
d.
Terjadinya
perubahan sikap yang positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat
mengkoreksi diri dan meniadakan sikaf yang suka menyalahkan dunia luar.
Tujuan akhit pada tahapan ini memutuskan perubahan sikaf dan
prilaku yang tidak bermasalah.
B.
KONSULTASI
Teknik lain dalam peluncuran bimbingan adalah konsultasi.
Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting sebab banyak
masalah karena suatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak
langsung oleh konselor. Brown dan teman-temanya telah menegaskan bahwa
konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak
merupakan layanan yang langsung diberikan kepada siswa, tetapi secara tidak
langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan orang lain.
Adapun tujuan konsultasi yaitu:
1.
Mengembangkan
dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan administator
sekolah;
2.
Mengajak
bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam untuk
menyempurnakan lingkungan belajar;
3.
Memperluas
layanan pendidikan bagi guru dan administator;
4.
Membantu
orang lain bagaimana belajar tentang prilaku
5.
Menciptakan
suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang baik.
C.
BIMBINGAN KELOMPOK
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah
atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok
terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan,
pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk
pelajaran.
Penataan bimbingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang
beranggotakan 20 sampai 30 orang. Adapun langkah-langkanya adalah:
1.
Langkah
Awal
Langkah awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai
dengan mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakan kegiatan kelompok,
langkah ini dimulai dengan menjelaskan tentang adanya layanan bimbingan
kelompok bagi para siswa, pengertian, tujuan dan kegunaan bimbingan kelompok.
Setelah penjelasan ini, langkah selanjutnya menghasilakan kelompok yang
langsung merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan bimbingan kelompok.
2.
Perencanaan
Kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan:
a.
Materi
layanan
b.
Tujuan
yang ingin dicapai
c.
Sarana
kegiatan
d.
Bahan
atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok;
e.
Rencana
penilaian; dan
f.
Waktu
dan tempat
3.
Pelaksanaan
Kegiatan
Kegiatan yang telah di rencanakan itu selanjutnya dilaksanakan
melalui kegiatan sebagai berikut:
a.
Persiapan
menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya); persiapan
bahan, persiapan keterampilan dan persiapan administrasi.
b.
Pelaksanaan
seluruh kegiatan
c.
Penutup
4.
Evaluasi
Kegiatan
Penilaian kepada bimbingan kelompok berorientasi pada perkembangan
yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan fositif yang terjadi pada diri
peserta.
D.
KONSELING KELOMPOK
Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada peserta didik
dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan
kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan. Konseling
kelompok bersifat pencegahan, dalam arti bahwa klien (siswa) yang bersangkutan
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya. Prosedur konseling kelompok
sama dengan bimbingan kelompok, yaitu:
1.
Tahap
pembentukan
2.
Tahap
peralihan
3.
Tahap
kegiatan
4.
Tahap
pengakhiran
E.
PENGAJARAN REMEDIAL
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa
tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat
memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan. Pengajaran remedial
merupakan salah satu tahap kegiatan utama dalam seluruh kerangka pola layanan
bimbingan belajar. Secara sistematika prosedur remedial tersebut dapat
digambarkaan sebagai berikut:
1.
Diagnosik
kesulitan belajar mengajar
2.
Rekomendasi
3.
Penelaahan
kembali kasus
4.
Pilihan
alternatif tindakan
5.
Layanan
konseling
6.
Pelaksanaan
pengajaran remidial
7.
Pengukuran
kembali hasil belajar-mengajar
8.
Reevaluasi
9.
Tugas
tambahan
10.
Hasil
yang di harapkan
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara
preventif, kuratif dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan
bersifat kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama selesai
diselenggarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar